Upaya Pencegahan Diri dari Bahaya Narkoba
Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi “Remaja”
Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah segala upaya tindakan untuk menghindarkan orang memulai penggunaan narkoba dengan menjalankan cara hidup sehat serta mengubah
1. Upaya pencegahaan melalui orang tua
Peran dan tanggung jawab orang tua yang dapat mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak / remaja sebagai berikut :
– Orang tua menjadi panutan
Anak akan selalu mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya, jika tidak ingin anaknya merokok, maka janganlah orang tua mencontohkan untuk merokok. Selain itu orang tua perlu jujur dan mengakui kelemahan – kelemahannya kepada anak tanpa harus merasa takut kehilangan wibawa.
Anak akan selalu mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya, jika tidak ingin anaknya merokok, maka janganlah orang tua mencontohkan untuk merokok. Selain itu orang tua perlu jujur dan mengakui kelemahan – kelemahannya kepada anak tanpa harus merasa takut kehilangan wibawa.
– Orang tua menjadi teman diskusi
Apapun yang disampaikan anak, berita baik maupun buruk, perlu didengarkan denga dengan baik dan kemudian ajaklah dia berdialog secara terbuka dan mendalam. Untuk itu pilihlah waktu yang tepat, jaga kerahasiaan anak, perhatikan segala ekspresi wajah dan tingkah lakunya, serta jagalah emosi anda.
Apapun yang disampaikan anak, berita baik maupun buruk, perlu didengarkan denga dengan baik dan kemudian ajaklah dia berdialog secara terbuka dan mendalam. Untuk itu pilihlah waktu yang tepat, jaga kerahasiaan anak, perhatikan segala ekspresi wajah dan tingkah lakunya, serta jagalah emosi anda.
– Orang tua menjadi tempat bertanya
Orang tua perlu mengikuti perkembangan remaja dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan apabila anak bertanya , termasuk masalah narkoba.
Orang tua perlu mengikuti perkembangan remaja dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan apabila anak bertanya , termasuk masalah narkoba.
– Mampu membuat aturan secara konsisten, kontinyu, dan konsekuen
Aturan ini dibuat dengan mempertimbangkan pendapat anggota keluarga secara umum. sekali aturan tersebut ditetapkan, maka harus dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali oleh orang tua.
Aturan ini dibuat dengan mempertimbangkan pendapat anggota keluarga secara umum. sekali aturan tersebut ditetapkan, maka harus dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali oleh orang tua.
– Mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama
Mengerjakan pekerjaan rumah secara bersama-sama seluruh anggota keluarga pada hari libur, makan bersama, rekreasi pada waktu-waktu tertentu, sholat / doa bersama, sampai pada budaya saling mengakui kesalahan dan meminta maaf baik dari anak kepada orang tua ataupun orang tua kepada anak.
Mengerjakan pekerjaan rumah secara bersama-sama seluruh anggota keluarga pada hari libur, makan bersama, rekreasi pada waktu-waktu tertentu, sholat / doa bersama, sampai pada budaya saling mengakui kesalahan dan meminta maaf baik dari anak kepada orang tua ataupun orang tua kepada anak.
– Gali potensi akan anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan
Pengembangan potensi ini dapat menumbuhkan prestasi bagi anak sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri yang positif dan akhirnya anak akan memiliki jati diri yang stabil.
Pengembangan potensi ini dapat menumbuhkan prestasi bagi anak sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri yang positif dan akhirnya anak akan memiliki jati diri yang stabil.
– Berperan sebagai pembimbing bagi anak
Peranan sebagai pembimbing anak terutama dalam membantu anak mengatasi masalah yang dihadapi dan mengenbangkan alterbatif penyelesaian masalah, termasuk mengatasi tekanan dan pengaruh negatif teman sebaya.
Peranan sebagai pembimbing anak terutama dalam membantu anak mengatasi masalah yang dihadapi dan mengenbangkan alterbatif penyelesaian masalah, termasuk mengatasi tekanan dan pengaruh negatif teman sebaya.
– Orang tua perlu mengontrol kegiatan anak
Tanyakan kemana anak akan pergi, kapan pulang, dengan siapa perginya dan lain-lain yang dianggap perlu. hal ini menunjukkan bahwa orang tua memniliki perhatian khusus kepada anak, dan tidak membiarkan anak bertindak semaunya sendiri. Akan tetapi walaupun ketatnya kontrol dari orang tua, orang tua tetap harus berdialog dengan anak dan menerima keberatan-keberatan yang disampaikan anak.
Tanyakan kemana anak akan pergi, kapan pulang, dengan siapa perginya dan lain-lain yang dianggap perlu. hal ini menunjukkan bahwa orang tua memniliki perhatian khusus kepada anak, dan tidak membiarkan anak bertindak semaunya sendiri. Akan tetapi walaupun ketatnya kontrol dari orang tua, orang tua tetap harus berdialog dengan anak dan menerima keberatan-keberatan yang disampaikan anak.
– Orang tua perlu mengenal teman-teman anak.
Bila anak membawa teman ke rumah, bergabunglah dengan mereka. Tanyakan dimana mereka tinggal, apa saja kegiatan mereka jika mengisi waktu luang dan bagaimana kabar orang tua mereka. Kebiasaan ini akan akan membuat anak dan teman-temannya menjadi akrab dengan orang tua dan menganggap orang tua sebahagian dari kelompok mereka.
Bila anak membawa teman ke rumah, bergabunglah dengan mereka. Tanyakan dimana mereka tinggal, apa saja kegiatan mereka jika mengisi waktu luang dan bagaimana kabar orang tua mereka. Kebiasaan ini akan akan membuat anak dan teman-temannya menjadi akrab dengan orang tua dan menganggap orang tua sebahagian dari kelompok mereka.
– Perlunya menumbuhkan kesadaran anak akan bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba
– Melibatkan anak untuk mewujudkan cita-cita keluarga
Sejak dini anak diajak untuk ikut mewujudkan keutuhan dan keharmonisan keluarga. Diskusikan masalah keluarga bersama-sama, libatkan dalam mewujudkan cita-cita keluarga dengan membiasakan berhemat dan menabung serta diajak menangkal dampak negatif yang ditimbulkan oleh lingkungan dan memperkuat ketahanan dirinya.
Sejak dini anak diajak untuk ikut mewujudkan keutuhan dan keharmonisan keluarga. Diskusikan masalah keluarga bersama-sama, libatkan dalam mewujudkan cita-cita keluarga dengan membiasakan berhemat dan menabung serta diajak menangkal dampak negatif yang ditimbulkan oleh lingkungan dan memperkuat ketahanan dirinya.
2. Upaya pencegahan untuk kalangan remaja sendiri,
- Hindarilah perbuatan dan kebiasaan merokok, dan minum-minum keras.
- Siapkan mental/ diri untuk menolak apabila ditawari narkoba.
- Hati-hati dalaam memilih teman bergaul karena teman yang baik, tidak akan menjerumuskan pada hal-hal yang tidak baik.
- Harus berana mengatakan “Tidak” apabila ditawari narkoba dengan alasan yang tepat, dan kalau memaksa … tinggalkan tempat itu.
- Tingkatkan prestasinya untuk mewujudkan ccita-cita dan kembangkan bakat yang ada demi masa depan
- Lakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luangmu dengan menyalurkaan hobby dan dapat membuat lebih mandiri.
- Tingkatkan iman dan taqwa.
Peran Sekolah dalam Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba
Dalam Perkembangannya ,kini Narkoba telah masuk ke kalangan Remaja dan Pelajar .
Memang Remaja dan Pelajar sangat potensial menjadi salah satu subyek dalam Penyalahgunaan Narkoba . Maka untuk itu di butuhkan peran dari masing – masing pihak guna menganggulangi bahaya Narkoba , salah satunya ialah peran sekolah dalam Upaya tersebut.
Berbagai macam tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya penanggulangan penyalah gunaan Narkoba. Sehingga sekolah pun ikut serta dalam upaya tersebut dengan langkah-langkah berikut :
Memang Remaja dan Pelajar sangat potensial menjadi salah satu subyek dalam Penyalahgunaan Narkoba . Maka untuk itu di butuhkan peran dari masing – masing pihak guna menganggulangi bahaya Narkoba , salah satunya ialah peran sekolah dalam Upaya tersebut.
Berbagai macam tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya penanggulangan penyalah gunaan Narkoba. Sehingga sekolah pun ikut serta dalam upaya tersebut dengan langkah-langkah berikut :
1.Mengawasi setiap Perilaku / sikap yang menyimpang
2.Mengadakan Sosialisasi mengenai dampak negatif Penyalahgunaan Narkoba
3.Diberikannya materi-materi mengenai P4GN dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)melalui Bimbingan Konseling .
(KBM)melalui Bimbingan Konseling .
4.Melakukan razia di setiap kelas yang di sinyalir menggunakan Narkoba
5.Segera melaporkan ke pihak yang berwajib (Polisi) apabila terdapat
penyalahgunaan Narkoba
penyalahgunaan Narkoba
6.Diadakan kegiatan-kegiatan Positif guna meminimalisir waktu luang
penyalahgunaan Narkoba
penyalahgunaan Narkoba
7.Selalu waspada dalam setiap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan ruang
lingkup Umum (publik) , misalnya : sekolah mengadakan acara Pentas Seni yang
melibatkan Umum maka sekolah perlu mengantisipasinya.
lingkup Umum (publik) , misalnya : sekolah mengadakan acara Pentas Seni yang
melibatkan Umum maka sekolah perlu mengantisipasinya.
8.Dibentuk Komunitas Anti Narkoba dengan ruang lingkup Sekolah , misalnya :
KAPA NARKOBA (Kesatuan Pelajar Anti Narkoba)
KAPA NARKOBA (Kesatuan Pelajar Anti Narkoba)
Kemudian dengan hal itu , di harapkan sekolah dapat mencegah serta menganggulangi Penyalahgunaan Narkoba.
PERKEMBANGAN peredaran narkoba di kalangan masyarakat yang dewasa ini semakin pesat membuat banyak pihak cemas, bagaimana tidak saat ini narkoba sangat mudah untuk didapati tidak hanya oleh orang dewasa saja namun anak-anak pun juga mulai ikut merambah bisnis haram ini.
Tentu pihak pemerintah harus segera mengambil tindakan antisipasi agar kejadian ini tidak terus berlangsung, jika tidak akibat yang akan diterima oleh bangsa indonesia akan sangat fatal karena akan menyangkut masa depan bangsa Indonesia itu sendiri. Pemerintah perlu peran serta masyarakat dalam upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba ini. Berbagai macam metode pencegahan ini terus digalakkan agar nantinya masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam program pemerintah ini.
Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif.
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba.
Bentuk program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.
2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya.
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
A. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja kepada para pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum. Informasi ini biasa disampaikan oleh para tokoh asyarakat. Kampanye ini juga dapat dilakukan melalui spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai narkoba.
B. Penyuluhan seluk beluk narkoba
Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu karenanya dan menjadi tidak tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.
C. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan latihan menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilebaga pendidikan seperti sekolah atau kampus dan melibatkan narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga profesional.
D. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya tidak beredar sembarangan didalam masyarakat. namun melihat keterbatasan julah dan kemampuan petugas, program ini masih belum dapat berjalan optimal.
3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan kepada para peakai narkoba. Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan peakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini. Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarganya. Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah:
A. Penghentian secara langsung.
B. Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba (detoksifikasi).
C. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba.
D. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.
Pengobatan ini sangat kompleks dan memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah besar karena keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba ini tergantung ada jenis narkoba yang dipakai, kurun waktu yang dipakai sewaktu menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran penderita, sikap keluarga penderita dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar. Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi, walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan berhasil.
4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba.
Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar dirinya untuk ditbrakkan pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang menangani program rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.
Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk dihilangkan adalah mencegah datangnya kembali kambuh (relaps) setelah penderita menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan kuat akibat salah satu sifat narkoba yang bernama habitual. Cara yang paling efektif untuk menangani hal ini adalah dengan melakukan rehabilitasi secara mental dan fisik. Untuk pemakaipsikotropika biaanya tingkat keberhasilan setlah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan ada yang bisa sembuh 100 persen.
5. Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program ini merupakan instansi peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun distribusi narkoba. Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba.
Instansi yang terkain dengan program ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba. Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor nanti.
Melaporkan kegiatan pelanggaran narkoba seperti ini tentu saja secara tidak langsung ikut mebahayakan keselamatan si pelapor, karena sindikat narkoba tentu tak ingin kegiatan mereka terlacak dan diketahui oleh aparat. Karena itu sedah jadi tugas polisi untuk melindungi keselamatan jiwa si pelapor dan merahasiakan identitasnya.
Tentu pihak pemerintah harus segera mengambil tindakan antisipasi agar kejadian ini tidak terus berlangsung, jika tidak akibat yang akan diterima oleh bangsa indonesia akan sangat fatal karena akan menyangkut masa depan bangsa Indonesia itu sendiri. Pemerintah perlu peran serta masyarakat dalam upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba ini. Berbagai macam metode pencegahan ini terus digalakkan agar nantinya masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam program pemerintah ini.
Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif.
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba.
Bentuk program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.
2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya.
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
A. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja kepada para pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum. Informasi ini biasa disampaikan oleh para tokoh asyarakat. Kampanye ini juga dapat dilakukan melalui spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai narkoba.
B. Penyuluhan seluk beluk narkoba
Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu karenanya dan menjadi tidak tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.
C. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan latihan menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilebaga pendidikan seperti sekolah atau kampus dan melibatkan narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga profesional.
D. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya tidak beredar sembarangan didalam masyarakat. namun melihat keterbatasan julah dan kemampuan petugas, program ini masih belum dapat berjalan optimal.
3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan kepada para peakai narkoba. Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan peakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini. Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarganya. Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah:
A. Penghentian secara langsung.
B. Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba (detoksifikasi).
C. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba.
D. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.
Pengobatan ini sangat kompleks dan memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah besar karena keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba ini tergantung ada jenis narkoba yang dipakai, kurun waktu yang dipakai sewaktu menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran penderita, sikap keluarga penderita dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar. Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi, walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan berhasil.
4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba.
Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar dirinya untuk ditbrakkan pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang menangani program rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.
Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk dihilangkan adalah mencegah datangnya kembali kambuh (relaps) setelah penderita menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan kuat akibat salah satu sifat narkoba yang bernama habitual. Cara yang paling efektif untuk menangani hal ini adalah dengan melakukan rehabilitasi secara mental dan fisik. Untuk pemakaipsikotropika biaanya tingkat keberhasilan setlah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan ada yang bisa sembuh 100 persen.
5. Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program ini merupakan instansi peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun distribusi narkoba. Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba.
Instansi yang terkain dengan program ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba. Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor nanti.
Melaporkan kegiatan pelanggaran narkoba seperti ini tentu saja secara tidak langsung ikut mebahayakan keselamatan si pelapor, karena sindikat narkoba tentu tak ingin kegiatan mereka terlacak dan diketahui oleh aparat. Karena itu sedah jadi tugas polisi untuk melindungi keselamatan jiwa si pelapor dan merahasiakan identitasnya.
- Rokok sebagai Pintu Masuk Narkoba!
- Rokok dalam Kehidupan Remaja
- Peredaran Gelap Narkoba dan Upaya Pencegahannya
- http://brikest.blogspot.com/2013/01/upaya-pencegahan-narkoba.html
- https://saranghaeyoppa.wordpress.com/2012/11/30/upaya-pencegahan-narkoba/
0 komentar:
Posting Komentar